DP3AKB Jember Kenalkan FAJ Pada Forum Pembauran Kebangsaan

Jember, lintasone.com - Kegiatan Forum Pembauran Kebangsaan ( FPK ) Jember dengan acara  Ngopi Budaya, pada hari Sabtu(05/02/2022) di hadiri berbagai komunitas pemuda dan mahasiswa, salah satunya Forum Anak Jember ( FAJ ) yang hadir bersama Kabid Perlindungan Anak DP3AKB ( Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB ) Kabupaten Jember, sabtu (5/2/2022).

"Kegiatan malam hari ini , Forum Anak Jember  diundang oleh Forum Pembaruan Kabupaten Jember untuk menghadiri acara dialog pembaharuan,  di mana hal ini sangat penting sekali karena agar  anak-anak juga  mengenal tentang pembaharuan kebangsaan di Kabupaten Jember." Terang Joko S, Kabid Perlindungan Anak DP3AKB Jember.

Menurut Joko, di Jember juga banyak suku dan  budaya.  "Ada komunitas suku banyak sekali di Jember ini , ada suku Batak juga Aceh di samping Banyuwangi juga Jawa dan lain sebagainya. Biar mereka mengenal suku-suku yang ada di Indonesia dalam perspektif anak.  Mereka juga mengenal kebangsaan." Paparnya.

Diharapkan, kegiatan ini  untuk meningkatkan rasa toleransi,  toleransi antar suku beragama, ada agama Islam, Kristen dan lain-lain termasuk ada suku Jawa,  suku etnis Cina dan lain sebagainya agar mereka bisa bersatu , pembauran membangun Jember dalam versi Anak- anak." Ungkapnya. 

Ini merupakan pendidikan kebangsaan bagi anak-anak  , lanjut Joko,  mudah-mudahan nilai ini dapat diserap dengan baik dan diaplikasikan dengan baik. " Dari FAJ, ada  5 orang , mereka sangat antusias sekali mengikuti sampai  akhir.  Nanti kalau ada forum diskusi , mereka akan terlibat,  sambil mengenalkan FAJ  kepada khalayak Jember,  komunitas di Jember biar  mengenal,  Apa itu FAJ. Kita dapat bersinergi, kolaborasi, dengan siapapun termasuk dengan FPK Jember.  Seperti disampaikan Pak Edy tadi, dapat bersinergy, kolaborasi, paling tidak 3 OPD, yaitu Bakesbang, Dispar dan DP3AKB."pungkasnya.

Dari FAJ, Nadya Gita Ardiansyah selaku Ketua FAJ mengapresiasi kegiatan ini, untuk mengenalkan budaya tapi partisipasi anak masih kurang. " Acara ini lebih ke orang dewasa, anak- anak kurang dilibatkan. Tapi tadi, fan banget waktu ada drama, seperti orang bertengkar." Ujarnya.

Loh Cita Widiastutik, Sekretaris FAJ juga menambahkan.

Kedepan, ruang lingkup anak biasanya hanya sekelompok saja dengan mengikuti kegiatan seperti ini, tahu budaya.

 "Anak bisa  belajar toleransi, menambah wawasan. Kegiatan seperti ini bisa  lebih sering lagi  dan terbuka untuk umum yang bisa diakses untuk anak." Ujarnya.

( herry).

Share this post